Selama hamil, boleh dibilang saya termasuk golongan yang lancar-lancar saja, tanpa hambatan yang berarti…
Dimulai dari trimester pertama, yang notabene penuh dengan hari-hari
yang diisi dengan berbagai gejala morning sickness, saya masih adem ayem
saja. Yah, paling mual-mual biasa. Alergi dengan bau atau makanan
tertentu? Tidak berlaku pada saya. Apa yang mau saya makan, ya masuk aja
tuh…
Note: kalau ngga pengen berat badan naik drastis, ingatlah untuk makan dengan kandungan gizi yang dobel, bukan dengan porsi yang dobel…
Badan? Belum ada perubahan drastis, saya masih enjoy aja pakai baju-baju saya yang lama.
Hanya saja, di akhir trimester pertama, perut saya membesar sedikit.
Yah, mirip seperti kalo saya kekenyangan makan. Sejak itu, saya mutusin
buat mulai pake celana hamil. Saat berburu celana hamil pun ada
kisahnya. Setelah keliling keluar masuk berbagai jenis toko dan
department store, saya harus menerima kenyataan bahwa 1)
se’fashionable-fashionable’nya baju hamil, pasti ngga ada yang 100%
fashionable. 2) sekecil-kecilnya ukuran celana hamil, pasti ngga ada
yang sekecil celana yang biasa saya pake. Awalnya saya menunda membeli,
dengan harapan saya bisa menemukan yang lebih kecil. Tak dinyana,
harapan saya itu kosong rupanya. Akhirnya, mau ngga mau ya saya pake deh
itu celana hamil, meskipun kegedean di bagian pinggul dan paha. Yah
seengga’nya, saya ngga menghambat pertumbuhan si baby di dalam perut
lah. That’s it!
Saya pun mulai membeli buku-buku pengetahuan mengenai kehamilan dan
merawat anak. Berhubung baru anak pertama, saya bagai seseorang yang
buta arah. Karena itulah saya menyadari bahwa saya perlu memahami
bagaimana proses kehamilan yang sesungguhnya plus dengan pengetahuan
saat persalinan. Beneran deh, kita jadi punya cukup waktu untuk
mempersiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya…
The one and the only picture during trimester 1 (sister in law's wedding) - approx. 3,5 months |
No comments:
Post a Comment